Sejarah Masjid Laweyan
Sejarah Masjid
Laweyan
Assalamualikum wr
wb ,kembali lagi bertemu lagi dengan kami pada kesempatan kali ini kami
ingin membahas tentang Masjid Laweyan
berikut singakt sejaranya .
Pembangunan masjid ini tidak bisa lepas dari
pengaruh Ki Ageng Henis atau kakek dari Sultan Pakubuwono II yang bersahabat
baik dengan salah seorang pendeta umat Hindu, Ki Beluk. Lambat laun, dari
beberapa pembicaraan yang dilakukan, akhirnya Ki Beluk mulai tertarik dengan
ajaran Islam yang disebarkan oleh Ki Ageng Henis, yang juga merupakan sahabat
dari Sunan Kalijaga.
Setelah itu, Sang Pendeta tersebut langsung memeluk
agama Islam dengan mengikrarkan 2 kalimat Syahadat. Bangunan Pura yang
sebelumnya dijadikan tempat umat Hindu yang dipimpin oleh Ki Beluk akhirnya
diserahkan kepada Ki Ageng Henis, untuk dirubah dan dialihfungsikan sebagai
tempat ibadah umat muslim. Pada saat pertama kali diserahkan, bangunan pura
tersebut merupakan bangunan yang relatif kecil, dan dirubah menjadi mushola.
Seiring waktu berjalan, beberapa pemugaran dilakukan dan akhirnya bangunannya
bisa disebut dengan masjid.
Masjid Laweyan ini menurut sejarah sudah berdiri
sejak tahun 1546, pada masa Kerajaan Pajang, jauh sebelum berdirinya Kota dan
Keraton Surakarta (1745 M). Kerajaan tersebut merupakan cikal bakal dari
kesultanan Mataram, namun akhirnya pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan
Ngayogyakarta. Ki Ageng Henis merupakan Imam di keraton Kesultanan pajang, yang
pada saat itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya atau bisa disebut dengan Jaka
Tingkir. Beliau adalah keturunan langsung dari Raja Majapahit, lalu keturunan
Ki Ageng Henis saat ini menjadi raja-raja di beberapa keraton Kasunanan dan
Mataram.
Kawasan Laweyan dari dulu memang sangat terkenal
dengan sentra batik, apalagi sejak kesultanan Pajang masih berjaya. Pada saat
itu, Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir menunjung Danang Sutawijaya sebagai
Syahbandar . kemudian Danang Sutawijaya membuat Sungai Kabanaran menjadi salah
satu urat nadi perdagangan yang penting bagi kesultanan Pajang.
Keseluruhan bangunan yang masih asli dan berasal
dari masa Jaka Tingkir merupakan barang yang sudah berusia ratusan tahun.
Seperti sebuah kentongan besar yang usianya sudah ratusan tahun, namun saat ini
jarang difungsikan dan hanya disimpan saja, karena sudah digantikan dengan
bedug. Lalu ada pula 12 tiang utama masjid yang terbuat dari kayu jati. Tiga
lorong jalur masuk pada bagian depan masjid menandakan 3 pedoman hidup yang
harus dimiliki seseorang yaitu Islam, Iman dan Ihsan.
Perwujudan akulturasi budayanya sangat kental dengan
bangunan masjid jawa dan pura Hindu. Pengaruh budaya hindu bisa dilihat dari
letak bangunannya yang lebih tinggi daripada bangunan disekitarnya. Jika
didalam masjid kita sudah tidak bisa menemukan ornamen khas Hindu, namun kita
masih bisa menemukan beberapa hiasan khas hindu seperi ukiran-ukiran batu yang
ditempatkan di makam kuno di sekitar komplek masjid.
Itulah singkat sejarah Masjid Laweyan ,kmi ingin
menawrkan jasa kami sebagai kontraktor kubah masjid kami sangat berpengalaman
lama dalam pembangunan kubah masjid
,untukk itu pada teman – teman pembaca jagan ragu ragu dalam memilih
kontraktor kubah masjid kami ,untuk itu bagi anda yang ingin merenovasi maupun
embangun kubah masjid segera hubungi no di bawah ini
HUBUNGI NO WA 0812-1572-277
(T_Sel)
Komentar
Posting Komentar